oleh

BI Provinsi Bali Temu Responden 2020 Bahas Bisnis Setelah Covid-19

CHANNELBALI Denpasar | Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Bali menggelar temu responden, dihadiri Wakil Gubernur Provinsi Bali, Prof. Dr. Ir. Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati, M.Si beserta undangan lainnya, bertempat di BNDCC Nusa Dua Bali, Kamis 19/11/2020.

Menurut Trisno Nugroho Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali pelaksanaan survei yang dilaksanakan oleh Bank Indonesia, sesuai amanat pasal 14 UU No. 23 tahun 1999, yang telah diubah terakhir dengan Undang-undang No. 6 tahun 2009. Bank Indonesia dalam menjalankan mandatnya, untuk merumuskan dan menetapkan kebijakan moneter, stabilitas sistem keuangan dan sistem pembayaran, memerlukan data/informasi ekonomi dan keuangan terkini secara tepat waktu dan akurat.

“Penetapan kebijakan moneter perlu mengakomodir dinamika perkembangan ekonomi ke depan bukan hanya kondisi saat ini. Dengan demikian, kebijakan tersebut dapat lebih efektif dalam mencapai mandat Bank Indonesia. Saat ini sudah hampir 1 tahun penyebaran COVID-19 yang dimulai dari negara Tiongkok pada akhir tahun 2019 lalu. Virus COVID-19 menyebar dengan cepat sehingga saat ini mencapai lebih dari 50 juta kasus terkonfirmasi di sekitar 210 negara di dunia,” jelas Trisno.

Menurut dia, berdasarkan proyeksi IMF, pertumbuhan ekonomi dunia tahun 2020 diperkirakan terkontraksi -4,4% (yoy). Kontraksi yang lebih dalam dialami oleh negara-negara maju seperti AS yang diproyeksikan terkontraksi -4,3% serta beberapa negara maju di Eropa yang terkontraksi -8,3%. Sementara itu, China yang sudah menunjukkan recovery sejak triwulan II – 2020 diproyeksikan masih dapat tumbuh positif di tahun 2020. Adapun negara-negara yang tergabung dalam ASEAN-5 diproyeksikan akan tumbuh terkontraksi -3,4% di tahun 2020.

“Menurunnya perekonomian tersebut diperkirakan telah memasuki fase terendah pada triwulan II – 2020 dan mulai menunjukkan perbaikan di triwulan III – 2020 bagi mayoritas negara. Kontraksi pertumbuhan ekonomi pada triwulan III – 2020 sudah tidak sedalam kondisi pada triwulan II – 2020. Beberapa negara bahkan mampu mencatatkan pertumbuhan ekonomi positif seperti China dan Vietnam dengan pertumbuhan ekonomi Triwulan III – 2020 masing-masing 4,9% (yoy) dan 2,6% (yoy),” tambahnya.

Lanjut Trisno, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada Triwulan III – 2020 juga menunjukkan arah perbaikan, yakni membaiknya kontraksi pertumbuhan ekonomi dari -5,32% pada Triwulan II – 2020 menjadi -3,49% pada triwulan III – 2020. Namun, perekonomian Indonesia untuk keseluruahn tahun 2020 diproyeksikan masih terkontraksi. Berdasarkan beberapa lembaga di dalam dan luar negeri, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2020 diproyeksikan akan terkontraksi pada range antara -3,3% sd -0,6%.

“Perbaikan perekonomian nasional dan daerah yang terjadi pada Triwulan III – 2020 terutama ditopang oleh permintaan domestik. Hal ini didorong oleh pelonggaran aktivitas sosial yang sebelumnya dilakukan lebih dari 30 Pemda pada triwulan II – 2020. Selain itu, kebijakan percepatan realisasi belanja daerah melalui kemudahan persyaratan transfer TKDD juga menjadi penopang perbaikan kontraksi ekonomi daerah,” jelas Trisno. (ChannelPress )