oleh

Wagub Cok Ace : Masyarakat Bali Telah Sepakat Pariwisata yang dikembangkan adalah Pariwisata Budaya

CHANNELBALI Denpasar | Pernyataan Menteri Pariwisata Wishnutama Kusubandio yang akan menjadikan Bali sebagai pariwisata ramah muslim, mendapat tanggapan dari Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati.

Persoalan pariwisata Bali, menurut Cok Ace selama ini sudah berjalan baik sesuai Perda Provinsi Bali Nomor 2 tahun 2012 tentang Kepariwisataan Budaya Bali.

“Pemerintah dan masyarakat Bali telah sepakat menetapkan bahwa pariwisata yang dikembangkan di Bali adalah Pariwisata Budaya,” jelas Cok Ace, Senin, 11 November 2019.

Menurut Wagub yang juga tokoh dan pelaku pariwisata ini, pariwisata Bali didasari kebudayaan Bali yang dijiwai ajaran Agama Hindu dan falsafah Tri Hita Karana. Kedua hal itu digunakan sebagai aktualisasi dalam membangun kepariwisataan.

Dalam konsep Tri Hita Karana, mengedepankan hubungan keseimbangan antara manusia dengan manusia, manusia dengan alam, manusia dengan Tuhan. Wagub menegaskan, Bali tetap menerapkan pariwisata berbasiskan budaya dengan kearifan lokalnya yang bernafaskan Agama Hindu.

Ia menambahkan, Raja Salman yang sempat memilih Bali sebagai tempat berlibur membuktikan, kepariwisataan Bali tidak terkait dengan unsur pariwisata agama. Bahkan, ketika berkunjung di Bali, Raja Arab Saudi beserta rombongan justru memperpanjang masa liburannya.

“Pariwisata Bali tidak perlu diganggu gugat lagi, karena sudah berjalan dan dikelola dengan baik oleh masyarakat Bali,” kata Cok Ace.

“Jadi tidak elok jika ada pernyataan yang menunjukkan seakan-akan Bali ini tidak ramah terhadap wisatawan muslim,” tambahnya demikian.

Perkembangan Pariwisata Bali dari tahun ke tahun sangat dipengaruhi oleh faktor keragaman budaya yang dimiliki oleh masyarakat Bali. Oleh karena itu sangat tepat kiranya jika pariwisata Bali disebut sebagai pariwisata yang berbasis budaya atau sering di sebut Pariwisata Budaya Bali.

Adat, seni, dan budaya Bali sebagai potensi dasar yang dominan, tersirat satu cita-cita akan adanya hubungan timbal balik antara pariwisata dan kebudayaan.

Menurut Cok Ace, pariwisata Bali yang demikian sudah berlangsung lama, sudah diterima dan mendatangkan wisatawan dari berbagai daerah di Indonesia dan dunia.

“Sudah sejak ratusan tahun silam krama (masyarakat) Bali sangat ramah dan toleran terhadap pihak manapun yang datang ke Bali, tanpa memandang mereka pemeluk Budha, Muslim atau Kristen. Jangankan wisatawan, saudara muslim yang sudah ratusan tahun berinteraksi di Bali pun tidak ada diskriminasi, ini jadi toleransi yang sangat indah,” kata Cok Ace.

Kondisi pariwisata Bali selama ini sudah berjalan dengan baik, dan semua wisatawan yang datang bisa terlayani dengan baik. Bahkan reputasi wisata Indonesia mulai meroket saat Conde Nast Traveller 2019 Timur Tengah memberikan award untuk Bali sebagai Favorite Adventure Destination buat wisatawan asal Timur Tengah periode 2018/2019. (ChannelPress)