oleh

Aku Berdiri Tepat Dipertengahan Bumi, Di Tugu Khatulistiwa Pontianak

CHANNELBALI, Pontianak | Ternyata bukan hanya sekedar cerita dongeng Abunawas di Negeri 1001 Malam, yang mampu berdiri tepat dipertengahan bumi, wartawan channelbali.com juga bisa berdiri tepat dipertengahan bumi, yakni di Tugu Khatulistiwa yang terletak di Siantan, Pontianak Kalimantan Barat.

Berdasarkan sejarah Tugu Khatulistiwa, berawal pada 31 Maret 1928 silam, satu Ekspedisi Internasional yang dipimpin ahli geografi berkebangsaan Belanda datang ke Pontianak, untuk menentukan titik garis khatulistiwa, pada tahun 1928 langsung dibangun Tugu Khatulistiwa pertama, yang berbentuk tonggak tanda panah, kemudian disempurnakan pada tahun 1930.

 

Ruangan dalam Tugu Khatulistiwa Pontianak

Setelah itu, tahun 1938 arsitek Silaban menyempurnakan dan membangun Tugu Khatulistiwa yang baru dengan 4 tonggak kayu belian yang menopang lingkaran, dengan anak panah penunjuk arah setinggi sekitar 4,40 meter, kemudian tahun 1990, Tugu Khatulistiwa direnovasi dengan pembuatan kubah untuk melindungi Tugu Khatulistiwa yang asli.

Di atas kubah dibuat duplikat Tugu Khatulistiwa, masing-masing tonggak berdiameter 0,30 meter, dua tonggak bagian depan tingginya 3,05 meter dari permukaan tanah, sedangkan dua tonggak bagian belakang, tempat lingkaran dan anak panah penunjuk arah, tingginya 4,40 meter, panjang panah yang menunjuk arah lingkaran ekuator adalah 2,15 meter, di bawah panah terdapat tulisan “109 derajat yang menunjukkan letak tugu itu berdiri pada garis bujur timur

 

Kang Dedy, wartawan channelbali.com, berdiri tepat dipertengahan bumi, di Tugu Khatulistiwa

Setiap terjadi titik kulminasi, bayangan tugu dan benda-benda lain di sekitarnya menghilang beberapa saat, hal ini menandakan bahwa Tugu Khatulistiwa tepat berada di garis lintang nol derajat. (CB.1)